Sebelumnya saya ingin menyampaikan terlebih dahulu sebisa mungkin kita menghindari resign, walaupun dalam beberapa kondisi bisa jadi resign adalah keputusan terbaik yang bisa kita ambil. Tulisan ini saya tujukan buat temen-temen yang galau mau resign atau mungkin ada rencana resign dalam waktu dekat. Poin-poin dibawah dibuat berdasarkan pengalaman saya pribadi dan diskusi saya dengan beberapa teman yang juga se-profesi. Jika ada yang kurang setuju atau yang mau menambahkan, saya sangat terbuka dan ditunggu di kolom komentar ya 🙂
Sebelum Resign
Coba pikirkan alasan Resign
Resign itu mungkin seperti ‘cerai’ dalam pernikahan, hanya kita lakukan jika memang tidak ada pilihan lain. Jadi coba pikirkan ulang apa alasan ingin resign, dengan memikirkan alasan resign mudah-mudahan kita bisa menemukan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi.
- Gaji kurang? Coba bilangin aja ke bos, jika kehadiran kita cukup dibutuhkan perusahaan harusnya perusahaan akan fine-fine saja untuk menaikan gaji (selagi masih dalam kemampuan dan batas wajar).
- Merasa tidak ada tantangan? Coba minta promosi jabatan atau minta project lain.
- Tidak suka suasana kantor? Coba minta izin remote, atau minta suasana kantor diubah.
- Kebanyakan kerjaan? Bilangin aja, barangkali memang perusahaan cuman lagi ngetes kemampuan aja 🤣.
Intinya kalau ada masalah coba diskusikan saja dulu dengan manajemen. Jika setelah dipikirkan matang-matang dan memang resign adalah satu-satu nya jalan ya mau gimana lagi.
Selanjutnya mau kemana?
Udah ada bayangan setelah resign mau ngapain? Buka usaha, pindah ke perusahaan lain, jadi freelancer atau apapun itu. Pastikan kita sudah punya plan, kalau kata orang: fail to plan = plan to fail.
Cek Dana Darurat
Jangan lupa untuk cek tabungan dana darurat, ini mungkin bisa diabaikan jika masih tinggal bareng orang tua dan biaya hidup masih bisa 100% dari orang tua. Tapi beda ceritanya jika kita jauh dari orang tua apalagi jika punya tanggungan (anak, istri, adik, orang tua, dsb), pastikan jangan sampai tabungan kosong melompong. Rezeki sudah ada yang ngatur, tapi menyiapkan dana darurat adalah salah satu bentuk ikhtiar kita. Buat yang belum tahu apa itu dana darurat, bisa coba search aja di google dengan kata kunci: apa itu dana darurat.
Cek kondisi kantor
Cek kondisi pekerjaan/project di kantor, jangan sampai resign disaat kantor sedang butuh-butuhnya kita. Jangan sampai perusahaan shock karena perginya kita. Tapi ini juga bukan kewajiban ya, apalagi jika kita merasa tidak punya pengaruh besar terhadap jalannya perusahaan.
Saat Resign
Buat surat pengunduran diri
Ini bisa dilakukan jika perusahaan kita memang formal, kalau di perusahaan kecil biasanya bisa langsung ke poin selanjutnya. Btw saya juga belum pernah melakukan ini sama sekali.
Bertemu dengan Bos
Ini saat-saat paling menegangkan, coba ngobrol ke HR/Manager/CEO atau siapapun itu pokoknya orang yang bertanggung jawab terkait hal ini. Bicarakan secara baik-baik maksud dan tujuan kita.
Jangan mendadak
Jangan sampai ngedadak tiba-tiba bilang “B os, besok saya mau resign”, di beberapa perusahaan biasanya ada aturan One Month Notice yaitu aturan yang mengharuskan karyawan memberi tahu keputusan resign minimal 30 hari atau 1 bulan sebelum tanggal resign.
Misal kita memutuskan untuk resign di tanggal 1 Desember, maka kita harus memberi tahu manajemen perusahaan setidaknya sejak 1 November. Hal ini bertujuan agar perusahaan bisa menyiapkan orang yang akan menggantikan posisi kita, juga supaya kita bisa mengurus hal-hal yang perlu disiapkan agar bisa pergi dengan tenang. Supaya saat kita sudah keluar tidak lagi ada telepon seperti “Bro, dokumen project A ditaruh dimana?” atau “ Kang, akses login ke platform X disimpen dimana ya? “.
Sesudah Resign
Jaga nama baik perusahaan
Jaga nama baik perusahaan dimanapun kita berada, tidak ada yang 100% sempurna, jadi jangan ceritakan keburukan perusahaan kepada orang lain apalagi di sosial media. Cukup jadikan kekurangan perusahaan sebelumnya sebagai pelajaran agar tidak mengulangi hal yang sama.
Jaga silaturahim dengan tim di perusahaan
Jaga juga silaturahi dengan semua orang di perusahaan sebelumnya, selain memang perintah dalam agama, bisa jadi ada peluang-peluang baru dari perusahaan, bukan lagi sebagai karyawan tapi sebagai partner.
Hapus data-data yang bersifat rahasia
Jika kita punya akses ke data-data yang bersifat rahasia di perusahaan, pastikan kita menghapus semuanya. Pastikan juga untuk tidak menyimpan data-data tersebut di flashdisk, HDD eksternal, atau penyimpanan portabel lainnya. Hal ini bertujuan jika alat tersebut hilang jadi data tidak akan bocor.
Sekian, terima kasih sudah berkunjung.