Azis Hapidin
Tentang Kerja Remote

Secara sederhana kerja Remote adalah bekerja jarak jauh, dengan kata lain kita tidak datang ke kantor. Kita bisa kerja dimana saja dengan menggunakan pakaian apa saja (beda kasusnya kalau lagi meeting oncam ya, tetep harus menggunakan pakaian yang sopan). Kita bisa kerja di rumah, cafe, perpustakaan atau juga coworking space.

Kerja remote bisa membuka peluang yang lebih besar baik bagi perusahaan ataupun bagi pencari kerja. Bagi perusahaan sekarang bisa dengan mudah mencari talenta-talenta yang berbakat dari jauh sana bahkan walaupun beda negara. Bagi pencari kerja sekarang bisa kerja di perusahaan diluar negri tanpa harus keluar negeri, atau kerja diluar kota tanpa harus pindah kota, tentu saja dengan standar gaji disana, bahkan kalau kita kerja diluar negeri dan digaji sedikit dibawah standar disana tetap saja akan menjadi besar ketika dikonversi ke Rupiah.

Apakah kerja remote bisa dilakukan semua bidang? Sayangnya tidak, pekerjaan yang bisa dilakukan remote hanya bisa dilakukan di beberapa bidang saja seperti: software developer, penulis, designer, tutor online, dsb.

Selain tempat kerja yang fleksibel, tidak sedikit juga perusahaan yang memberikan jam kerja fleksibel, yaitu membebaskan kapan karyawan mau bekerja, mau habis shubuh, pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Pastinya ada ketentuan lain misal target oriented (mau kerja 70 jam per minggu juga bodo amat yang penting kerjaan beres) atau tetap ada hitungan jam kerja yang harus dipenuhi misal tidak boleh kurang dari 8 jam per hari.

Dilihat dari seberapa banyak kitabisa kerja secara remote saya bagi menjadi 2:

  1. Full Remote, artinya memang pekerjaan full dilakukan secara jarak jauh tanpa ngantor sama sekali, untuk meeting juga pasti via video conference. Beberapa perusahaan bahkan tidak punya kantor sama sekali seperti kirim.email yang bisa Anda cek disini.
  2. Semi-Remote, artinya tidak setiap hari remote. Team diperbolehkan bekerja remote, tapi dalam beberapa kondisi harus datang ke kantor. Kembali lagi ke kebijakan perusahaan, misal dalam seminggu harus untuk datang ke kantor 3 hari dan sisanya boleh kerja remote, atau ada juga yang boleh kerja remote tapi ketika meeting harus datang ke kantor.

Kerja Remote vs Freelance

Banyak yang menyamakan antara kerja remote dengan freelance, padahal kedua nya adalah hal yang berbeda.

Kerja jarak jauh (bahasa Inggris: telecommuting, remote working_; istilah padanan lain:_ kerja dari rumah, bahasa Inggris: work from home/WFH_) adalah model atau perjanjian kerja di mana karyawan memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi_ telekomunikasi. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerja_jarak_jauh

Sedangkan

Pekerja sambilan atau pekerja lepas ( Bahasa Inggris_: ), adalah seseorang yang bekerja sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan jangka panjang tertentu. Sumber: _https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_lepas

Freelance adalah pekerja lepas, artinya bekerja tanpa ikatan atau hanya terikat pada project/pekerjaan tertentu saja, setelah project/pekerjaan nya selesai maka kerja sama pun berakhir.

Sedangkan remote adalah cara kerja, merupakan kebalikan dari onsite. Kita bisa kerja freelance tapi dengan cara remote, kita juga bisa kerja full-time tapi dengan cara remote.

Jadi kerja remote dan freelance tidak bisa dibandingkan, perbandingan yang tepat adalah:

  1. Freelance vs full-time
  2. Freelance vs part-time
  3. Remote vs onsite/ngantor

Keuntungan Kerja Remote

  1. Bisa bekerja di tempat yang berbeda-beda setiap hari.
  2. Jika Anda sering merasa tertekan bekerja di dekat bos/atasan, maka kerja remote cocok untuk Anda 😬
  3. Hemat budget (jika bekerja di rumah), karena kita tidak perlu mengeluarkan biaya toll, bensin motor/mobil, dan gak perlu bayar “pak ogah” ketika puter balik atau keluar dari gang hehe.
  4. Hemat waktu (jika bekerja di rumah), karena kita tidak perlu mengeluarkan waktu untuk bermacet-macetan di jalan.

Tantangan Kerja Remote

  1. Kadang disangka Pengangguran sama tetangga, lebih parahnya kita bisa saja disangka melakukan pesugihan 😬.
  2. Tidak semua orang cocok dengan kerja remote. Beberapa orang ada yang lebih suka bekerja seperti orang-orang kantoran pada umumnya, pagi manasin kendaraan, terus berangkat kantor, sore nya pulang.
  3. Zona waktu. Misal saya tinggal di Indonesia dan bekerja secara remote di perusahaan yang berada di Amerika, maka ketika ada meeting mau tidak mau kita harus mengikuti zona waktu mereka yang ada selisih 12 jam. Artinya kalau mereka ngajak meeting jam 1 siang (disana), maka kita (disini) harus melek sampai jam 1 malam.
  4. Distraksi (jika kerja di rumah). Bisa-bisa baru kerja dikit udah langsung diganggu: “beliin galon”, “beliin gas”, dan gangguan lainnya. Hal ini bisa diatasi dengan bekerja diluar rumah seperti cafe atau coworking space terus duduk dipojokan pake earphone.

Bagaimana tertarik untuk bekerja secara remote? Atau sudah lama bekerja remote dan mau curhat 😆?

Atau baru sekarang-sekarang bekerja secara remote (WFH) karena efek pandemi? Mulai merasakan peningkatan produktifitas atau malah sebaliknya?

Share dan diskusi di kolom komentar yuk, terima kasih 🙂

Sumber gambar: https://unsplash.com/photos/9AdfBC1XC4U